Menuju “Green School”, MTs Negeri 2 Kota Semarang Selenggarakan Sosialisasi dan Mentoring Madrasah Adiwiyata

Semarang – Sebuah langkah strategis dilakukan oleh MTsN 2 Kota Semarang pada Sabtu, 5/09/2020, yaitu menyelenggarakan “Sosialisasi dan Mentoring Madrasah Adiwiyata”. Kegiatan ini merupakan langkah awal MTsN 2 Kota Semarang untuk mewujudkan nuansa “Green School” sebagai Madrasah Adiwiyata pertama di Kota Semarang. Fathul Hadi, selaku kepala madrasah menyatakan bahwa gerakan madrasah peduli lingkungan dan juga berbudaya lingkungan harus mulai dirintis untuk menciptakan suasana belajar yang makin kondusif, lebih nyaman, lebih segar, dan lebih sehat. Untuk itulah, MTsN 2 Kota Semarang menyelenggarakan kegiatan sosialisasi dan mentoring madrasah adiwiyata yang diikuti oleh seluruh elemen madrasah.

Adiwiyata (Green School) merupakan salah satu program Kementerian Lingkungan Hidup yang memiliki tujuan untuk mendorong terciptanya pengetahuan serta juga kesadaran warga sekolah dalam pelestarian lingkungan hidup. Hal itu sebagaimana diatur dalam Permen Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.52/MENLHK/SETJEN/KUM.1/9/2019 dan Pedoman Pelaksanaan Adiwiyata yaitu Permen Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2013.

Anggoro, guru SMK Negeri 2 Semarang, sebagai narasumber mengatakan bahwa Adiwiyata sangat berpotensi menjamin kenyamanan masyarakat atau lingkungan sekitar madrasah. Adiwiyata juga merupakan greenhouse untuk memuliakan tanaman. Misalnya, digunakan dalam kegiatan pembelajaran mapel IPA, siswa dapat belajar cara menyebar benih. Selain itu, konservasi air, tanah, udara juga menjadi perhatian dalam proses mewujudkan Madrasah Adiwiyata. Madrasah Adiwiyata juga memiliki peran penting dalam dunia pendidikan, terutama dalam membentuk karakter siswa melalui interaksi dengan lingkungan hijau, bersih, dan sehat, paparnya

Pada kesempatan itu, Suspeni, guru SMA Negeri 14 Semarang, yang bertindak sebagai mentor, menambahkan bahwa Madrasah Adiwiyata merupakan tempat yang baik dan ideal bagi siswa dan warga madrasah lainnya untuk memperoleh berbgai ilmu pe­nge­tahuan, norma, serta etika yang dapat menjadi dasar terciptanya ke­se­jahteraan hidup dalam menuju cita-cita pembangunan yang berkelanjutan. Dengan demikian, Madrasah Adiwiyata diharapkan memeiliki peran penting dalam me­wujudkan war­­ga madrasah yang bertanggung jawab dalam Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hi­dup (PPLH).

Ada dua prinsip dasar dari program Adiwiyata. Pertama, prinsip partisipatif yaitu warga madrasah ter­libat dalam manajemen madrasah melalui proses pe­­rencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sesuai de­ngan tanggung jawab dan peran. Kedua, prinsip berke­lan­ju­tan yaitu seluruh kegiatan harus dilakukan se­ca­ra terus menerus dan kom­prehensif, ujar Suspeni

Berdasarkan kedua prinsip tersebut, di­tetapkan empat komponen standar yang menjadi satu kesatuan untuk mencapai Madrasah Adiwiyata. Komponen pertama adalah kebijakan berwa­wasan lingkungan dengan stan­dar Kurikulum Tingkat Sa­tuan Pendidikan (KTSP) yang memuat upaya PPLH dan alo­ka­si rencana kegiatan anggaran madrasah yang me­n­­­­dukung upaya PPLH ter­­­se­­but.

Komponen kedua adalah be­rupa pe­lak­sanaan ku­riku­lum ber­basis ling­kungan de­ngan stan­dar guru mempunyai kom­petensi da­lam me­ngem­bang­kan ke­giatan pem­bela­jaran lingku­ngan hi­dup dan siswa yang telah mela­ku­kan ke­giatan pem­­belajaran ten­tang PPLH.

Komponen ketiga adalah kegiatan lingkungan berbasis partisipatif dengan standar pelaksanaan kegiatan PPLH yang terencana bagi warga madrasah dan menjalin kemitraan dalam upaya PPLH dengan berbagai pihak (guru, siswa, orang tua/wali siswa, warga masyarakat, pemerin­tah, swasta, media, dan madrasah lain).

Komponen terakhir be­ru­pa pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan de­ngan standar ketersediaan sarana prasarana pendukung yang ramah lingkungan dan pe­ningkatan kualitas pe­nge­lolaan sarana dan prasarana yang ramah lingkungan di madrasah. Untuk itulah, rintisan MTsN 2 menjadi Madrasah Adiwiyata harus dimulai sejak dini melalui proses panjang karena Madrasah Adiwiyata bukanlah cita-cita yang biisa diwujudkan secara instan/dadakan, pungkas Suspeni. (Mursyid/bd)

Related posts

Leave a Comment